Si Salesman Bermata Tajam

Mau cerita pengalaman dengan seorang salesman.

Jadi suatu hari, gw lupa membawa charger handphone, dan batere hape sudah mulai tipis, padahal hari masih pagi dan gw bakal memerlukan telepon itu. Jadi dengan sangat terpaksa, gw harus membeli charger. Saat itu kebetulan gw sedang berada di Blok M, dan bergegaslah gw menuju sebuah toko aksesori dan perlengkapan hape.

Memasuki toko, gw pun langsung meminta charger. Si salesman menawarkan charger yang gw minta, dan kemudian menawarkan untuk mengetes apakah charger tersebut cocok dengan hape gw. Sambil mengetes charger, dia pun berkata, “Mas, ini hapenya gak mau dikasih casing? Sudah ada casing untuk Z10 loh.” Tadinya gw tidak berencana membeli casing, akhirnya jadi tertarik. “Ya udah, kamu punya casing warna apa saja?”

Sang salesman pergi ke rak, dan kemudian berkata, “Wah, yang tersisa tinggal warna pink dan hijau saja pak”. Sebagai catatan, baik warna pink dan hijau-nya dua-duanya TERANG GONJRENG POL. Pokoknya terang banget deh. Ketika gw melihat warna yang ada itu, spontan gw berkata,

“MASAK KAMU NAWARIN WARNA ALAY SEPERTI ITU?!” (dengan nada ‘galak’ tetapi bercanda)

Tanpa tersendat sedikitpun, si salesman dengan tenang berkata, “Lah, tas ransel bapak warnanya sama hijaunya dengan ini…..”

Dan gw bengong. Karena dia benar, tas ransel gw warnanya juga hijau stabilo, dan matching banget dengan si casing hijau. Tanpa berkata apa-apa lagi, gw pun membeli casing tersebut.

Kebetulan sekali, gw sedang membaca sebuah buku berjudul “Life’s A Pitch. What the World’s Best Sales People Can Teach Us All”.

9780670921515_C0_S.jpg

Walaupun dari judulnya terkesan buku ini adalah business book mengenai sales, tetapi sebenarnya pengarangnya justru ingin menyasar pembaca dari seluruh latar belakang. Philip Broughton mewawancari berbagai salesman dari industri yang berbeda-beda, dari berbagai negara, dan hasilnya adalah pelajaran, kebijaksanaan apa yang bisa kita pelajari dari salesman-salesman terbaik dunia yang bisa diterapkan di dalam hidup kita, apapun profesi kita. Sebagai contoh, salah satu sifat yang harus dimiliki oleh sales adalah ketangguhan menerima penolakan (rejection) dan tetap berpikir positif. Penolakan selalu dianggap sebagai batu loncatan lebih dekat menuju sukses. Para salesman yang bagus disebut sebagai “happy losers”, karena mereka bisa melihat penolakan bukan sebagai kegagalan, tetapi sebagai pelajaran yang dijalani dengan senang hati.

Salah satu trait lain dari salesman handal adalah kemampuan ‘membaca’ calon konsumen. Selain ‘mendengarkan’ apa yang diinginkan pembeli, seorang salesman harus bisa cepat mengamati si konsumen, untuk mengetahui hal-hal mengenai konsumen yang bisa membantu proses penjualan. Mirip dengan perceptiveness seorang Sherlock Holmes dalam melihat segala sesuatu, tidak hanya sekedar ‘melihat’, tetapi juga menganalisa dan menghubungkan dengan informasi lain.

Kalau dipikir-pikir, mata yang tajam ini tidak hanya berguna di dalam profesi sales. Siapapun kita, apapun profesi kita, kita semua bisa mendapat manfaat dari memiliki mata detektif saat berbicara dengan orang lain. Apakah untuk membantu bisnis, pekerjaan, atau sekedar membangun relationship yang lebih baik dengan orang lain, semua bisa dibantu dengan mendengar dan ‘melihat’ dengan lebih baik.

Dalam kasus gw dan si salesman di toko aksesori hape, jelas bahwa walaupun gw mengomel soal warna alay, dia sudah lebih dahulu ‘melihat’ warna ransel gw yang alay (dan juga matching dengan warna casing). Dengan membalikkan kata-kata gw, dia sukses menaklukkan gw 🙂

Di saat akan membayar, si salesman masih menawarkan lagi, “Powerbanknya gak mau sekalian pak?”, dan kali ini gw harus tegas. Gw pun berteriak, “Sudah, SUDAH!! Tadi hanya mau beli charger sekarang sudah nambah casing. Cukuuup!!”

Dan dengan tenang, si salesman pun hanya tersenyum. “Yah, namanya juga sales pak.” I have to say I love this guy. Tenang, tidak “pushy”, dan bermata tajam. Dan dengan demikian dia bisa menjual barang yang tadinya tidak gw cari.

We can learn something new everyday, from people of any professions! 🙂

9 Comments »

  1. 🙂 tulisan yg ringan, enak di baca, bikin senyum & skaligus menambah wawasan nih om, hehehe..

    Btw, tokonya jualan batre ori utk Z10 ga? Lg nyari batre cadangan ni 😉 gara2 baca review om Henry ttg Z10 gw jd keracunan tuh, hahahaha..

  2. tulisan yg keren Om. kalo salesman2 terbaik punya sifat ketangguhan menerima penolakan, maka mgkin dlm bahasanya para wirausahawan sukses mereka jg harus punya sifat ketangguhan menerima kegagalan kali ya hehe

  3. Jadi salesman itu ga boleh ada matinyeee.. Kl pun nti meninggal pasti masuk surga krn hidup didunia sdh kenyang ditolak tp ga pernah menyerah. Sy seorg salesman, sdh makan asam garam cara2 seorg sales kl lg nawarin dagangannya, sooo sy tdk suka mempersulit mereka, selama uangnya ada sy pasti dng senang hati beli yg ditawarkan krn sy ingat pekerjaan sy se hari2. Tapi yg paling penting kreatifitas seorg sales itu patut diacungi jempol, sll melihat bhw peluang itu tetap ada wl kepepet…. Hiduuup salesman ! Cemunguuuuudh cyiiiin !

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s