Perjalanan ke Batu – Bagian 2

Oke, ini lanjutan sharing kisah perjalanan ke Batu, Jawa Timur dari posting sebelumnya. (klik di sini untuk Perjalanan ke Batu – Bagian 1)

Hari kedua. Terbangun bukan hanya karena sinar matahari yang menyusup masuk ke kamar, tetapi karena mendengar suara-suara lenguhan aneh yang belom pernah gw dengar sebelumnya. Lenguhan aneh itu tidak datang dari kamar sebelah, tetapi dari luar. Inilah konsekuensi dari menginap di hotel Pohon Inn yang persis di dalam satu kompleks dengan kebun binatang. Buat yang tidak terbiasa bangun pagi, the bad news kalau menginap di sini adalah, para hewan penghuni Secret Zoo ada yang senang bangun pagi, dan langsung ngegosip mengenai “selebrinatang” terakhir.

Gw pun ke jendela, dan disambut pemandangan ini:

Pemandangan dari kamar. Tampak sebagian kompleks Secret Zoo di bawah.

Pemandangan dari kamar. Tampak sebagian kompleks Secret Zoo di bawah.

Jujur gw gak tahu itu gunung atau bukit (mohon maaf geografi jelek). Tapi pemandangan pagi itu sungguh indah, melihat bukit (atau gunung) yang sedikit demi sedikit berubah kuning karena matahari. Romantis karena disertai suara lenguhan-lenguhan manja dari bawah….

Sesudah mandi dan bersiap-siap, kami pun menukmati makan pagi di restoran hotel. Design restoran hotel dibuat sedemikian rupa sehingga kita bisa makan pagi persis di sebelah kandang macan tutul dan binatang buas lain. Jadi saat kita sibuk menyantap makan pagi, kita pun ditatap dengan penuh selera oleh si macan tutul.

Sarapan ditatap macan tutul

Sarapan ditatap macan tutul

Antara lokasi sarapan dan kandang macan tutul hanya terpisah dinding kaca. Terbayang film2 horror di mana kacanya pecah dan macan-macan itu gantian buffet breakfast para manusia. Hiiiy!

Sesudah sarapan, kamipun bergegas menuju Eco Green Park. Dari Pohon Inn kita bisa berjalan menujur Eco Green Park dengan hanya 5 menit, melalui jalan paving block yang rapi.

Sebenarnya gw bingung juga dengan penamaan Eco Green Park, mengingat atraksi utama dari tempat ini justru adalah…..BURUNG. Pertama kali kita memasuki lokasi, memang terdapat obyek-obyek yang terkesan mengajarkan mengenai mencintai alam dan ekologi, tetapi seperti nanti kita lihat, sebenarnya yang dominan adalah taman burungnya.

Saat melewati pintu masuk, kami disambut pemandangan ini.

Melihat sesuatu yang aneh?

Melihat sesuatu yang aneh?

Sebenarnya ada yang agak aneh dari pemandangan di atas. Ada replika candi-candian yang rada gak jelas maksudnya apa. Ada kolam angsa. Di sebelah kiri ada semacam miniatur tanah longsor, mungkin untuk mengajarkan bahaya jika kita tidak merawat alam. Tetapi yang super duper ajaib adalah….. apakah kamu melihat ada benda kuning yang rada stand-out di atas? Jika tidak melihatnya, mari kita zoom in…

Sequel Transformers di sini?

Sequel Transformers di sini?

Ternyata ada robot Transformers Bumblebee menjaga pintu candi sodara-sodara! Jeng JENG!

Jujur gw dan istri sampai mangap sih melihat ini. Maksudnya apa ya? Selain agak merusak mata, karena sumpah gak matching, gw juga kepikiran apakah Bumblebee ini sudah licensed dari pemilik designya. Oh well…..

Tidak jauh dari situ, ada installation art berupa patung gajah yang terbuat dari elektronik bekas, kebanyakan TV bekas. Tetapi jika didekati, kita bisa melihat ada komputer dan mesin tik bekas juga. Lumayan orisinil. Di sebelahnya ada papan bertuliskan “Aku Tak Terpakai Tapi Bisa Jadi Indah”. Miriplah dengan mantan, tak terpakai tapi bisa jadi indah. Eh….

Gajah dari TV bekas

Gajah dari TV bekas

Dari situ, kami masuk ke (lagi-lagi) tempat eksibisi serangga. Sebenarnya di sini gw mulai bingung sih dengan konsep tempat ini, karena sesudah ajaran tentang recycle mantan, eh sampah, tiba-tiba masuk ke pameran serangga. Tapi yang dijalani saja.

Tempat ini ber-AC, dan pilihan serangganya sangat mirip dengan di Museum Satwa. Kelebihannya adalah, karena tempatnya terang, penuh dengan cahaya alami, maka serangga-serangga (diawetkan) yang berwarna-warni tampak lebih indah di sini.

Tempat pameran serangga

Tempat pameran serangga

Gw sih jijik ya sama serangga, jujur. Tetapi untuk koleksi kupu-kupu, sama seperti di Museum Satwa, bener2 bagus dan cantik-cantik deh. Istri malah senang dengan koleksi tonggeret dan belalang karena katanya mirip dengan “aksesoris”. (Sementara gw bergidik dan rasanya mau nyemprot Baygon lagi ke etalase…)

Koleksi kupu

Koleksi kupu

Detail kupu yang cantik2. Ada yang kalo kena cahaya memantulkan begitu....

Detail kupu yang cantik2. Ada yang kalo kena cahaya memantulkan begitu….

I hate spiders

I hate spiders

Koleksi kumbang. I hate them too.

Koleksi kumbang. I hate them too.

Di dalam tempat pameran serangga ini, ada “atraksi lain” yang tidak kalah lucunya. Yaitu “fakta-fakta serangga” yang ditempelkan dengan format tulisan besar untuk anak2. Beberapa lucu, tetapi ada yang agak kontroversial.

DSC_9653

Mengingatkan kepada teman kamu kah?

Makanya kalau dugem, bawa senter, terus sorotin ke cewek yang kamu taksir

Makanya kalau dugem, bawa senter, terus sorotin ke cewek yang kamu taksir

Oke, gw rasa penggunaan bahasanya gak tepat. Iya gak sih?

Oke, gw rasa penggunaan bahasanya gak tepat. Iya gak sih?

Meninggalkan tempat serangga, masuklah kami ke taman burung. Percayalah bahwa taman burung di dalam Eco Green Park ini benar-benar BUESAARRR. Dianjurkan untuk membawa topi, payung, karena jika siang terik akan panas sekali, sementara area yang harus dilihat sangat besar. Berikut adalah SEDIKIT saja dari begitu banyak koleksi burung (dan binatang lain) yang bisa kita temui di sini.

Pertama kali kita akan memasuki area flightless bird, atau burung yang tidak bisa terbang. Papan masuknya agak membuat kami cekikikan.

DSC_9657

Pada setuju gak kalau burung hobi jalan-jalan? Eh….

Kita akan menjumpai banyak jenis burung yang nenek moyangnya memutuskan untuk tinggal di daratan saja. Yang menarik untuk dilihat bukan hanya burungnya, tetapi PAPAN TULISAN-nya yang nyeleneh dan kadang-kadang gak nyampung becandanya….

Misalnya burung ini....

Misalnya burung ini….

....papan di kandangnya ini. Apa coba?

….papan di kandangnya ini. Apa coba?

Satu lagi "apa sih?" moment

Satu lagi “apa sih?” moment

Setelah burung-burung tak bisa terbang (tapi hobi jalan-jalan itu…). kami melihat ada pojok tanaman. Ada tanaman unik Kantong Semar yang karnivora. Gw seneng banget, karena selama ini hanya tahu Kantong Semar dari majalah, TV, dan sekarang bisa melihat langsung. Agak gimana gitu melihat tanaman yang ternyata senang memakan daging (serangga).

Kantong Semar. Lalat yang terpikat aroma umpan akan masuk ke dalam kantung, tergelincir karena dinding dalam yang licin, dan pelan-pelan "dicerna". Eewww.

Kantong Semar. Lalat yang terpikat aroma umpan akan masuk ke dalam kantung, tergelincir karena dinding dalam yang licin, dan pelan-pelan “dicerna”. Eewww.

Selain Kantor Semar, ada tanaman karnivor lain, yaitu Sarracenia. Ukurannya lebih kecil, tapi ebih “cakep” kalo kata gw.

"Pemangsa bercorong maut". Gak beda sama cowok2 jago sepik sih...

“Pemangsa bercorong maut”. Gak beda sama cowok2 jago sepik sih…

Sarracenia. Si cantik pemakan daging

Sarracenia. Si cantik pemakan daging

Di tengah-tengah areal taman burung, ada semacam tempat singgah untuk ke toilet atau membeli snack/minuman. Uniknya, di tengahnya ada semacam air mancur interaktif, di mana kita bisa bermain dengan semprotan air untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Bagi pengunjung yang membawa anak-anak pasti senang, karena sambil beristirahat anak-anak bisa bermain semprot2an di sini.

Kalau kita mengarahkan air ke target dengan tepat, nanti ada "imbalan"nya

Kalau kita mengarahkan air ke target dengan tepat, nanti ada “imbalan”nya

Satu lagi perangkat air unik yang gak penting tapi lucu

Satu lagi perangkat air unik yang gak penting tapi lucu

Sekeluarnya dari situ, ada juga pojok memberi makan kambing dari Amerika Latin (kalau tidak salah inget). Kita bisa memberi makan dedaunan pada sekelompok kambing lapar, termasuk menggendong anak kambing (yang tidak bau). Lumayan lucu kok buat pengalaman.

DSC_9671

Dari situ kami sampai ke sangkar-sangkar burung yang bisa terbang. Buat pecinta nuri/beo dan keluarganya, akan senang sekali di sini, karena bejibun koleksinya, berasal dari berbagai negara. Tampangnya cantik-cantik, unik, dan eksotik. Walaupun panas gw senang sekali melihat mereka.

Lagi pada nongkrong

Lagi pada nongkrong

Biarpun cantik, doi tidak dikejar Fathanah...

Biarpun cantik, doi tidak dikejar Fathanah…

Kalau nggak salah si warna-warni ini dari Brazil. Kayak film Rio.

Kalau nggak salah si warna-warni ini dari Brazil. Kayak film Rio.

DSC_9689

Mentang-mentang namanya ada “military”nya, pas dilihat pengunjung gaya jalannya harus anti mainstream/hipster gitu. Maunya military apa hipster sih?

Panorama suasana sangkar-sangkar burung di Eco Green Park

Panorama suasana sangkar-sangkar burung di Eco Green Park

Ketemu Black Swan, angsa hitam asli dari Australia, dan jadi istilah buku terkenal Nassim Taleb 'The Black Swan'

Ketemu Black Swan, angsa hitam asli dari Australia, dan jadi istilah buku terkenal Nassim Taleb ‘The Black Swan’

Pokoknya foto-foto burung di postingan ini hanya segelintir kecil banget dari begitu banyak koleksi burung di Eco Green Park ini. Gak mungkin gw upload semua sih ya semua fotonya. Beneran harus dateng sendiri kalau mau melihat seperti apa koleksinya.

Inget di awal gw bilang gw agak bingung konsep tempat ini sebenarnya apa? Nah, contohnya ujug-ujug ada sarana permainan di tengah air yang cukup menantang. Intinya adalah kita harus menyelesaikan rute rintangan yang perlu kekuatan fisik dan keseimbangan, kalau tidak kecebur dan basah. Apa coba? Tentunya gw harus iseng mencobanya….

Ini masih gampang....baru mulai soalnya

Ini masih gampang….baru mulai soalnya

Ini sebenarnya mulai susah. Dan yang sesudah ini tidak perlu ditunjukkan lah ya foto2nya....

Ini sebenarnya mulai susah. Dan yang sesudah ini tidak perlu ditunjukkan lah ya foto2nya….

Menjelang ujung area taman burung, ada area menarik, yaitu sangkar raksasa untuk…..MERAK PUTIH. Gw tidak pernah tahu bahwa ada yang namanya merak putih sampai hari itu! Dan serunya lagi, pengunjung bisa masuk ke dalam area sangkar, untuk mendekati dan berfoto di antara merak-merak bule ini. Wah ini baru unik.

Di dalam area merak putih

Di dalam area merak putih

Di ujung area, ada semacam “science building” di mana kita bisa belajar tentang gejala alam seperti topan, gempa bumi, dan lain-lain. Tetapi sayangnya saat kami berkunjung ke sana, area tersebut belum selesai dibangun.

Maka berakhirlah kunjungan kami ke Eco Green Park, dan waktu sudah menunjukkan lewat tengah hari. Jadi bagi yang berencana pergi ke sana, untuk bisa menikmati burung-burung dan atraksi lainnya dengan santai, tidak terburu2, minimal perlu meluangkan waktu 2-3 jam. Kecuali kalau ingin buru-buru sambil lalu, mungkin 1.5 jam juga cukup.

Dari situ, kami melanjutkan perjalanan ke Selecta, sebuah obyek wisata masih di Batu, Jawa Timur, atas anjuran driver mobil sewaan. Sebelumnya tidak ada rencana ke situ, jadi kamu spontan saja mengikuti rekomendasi pak driver, apalagi setelah mendengar bahwa di situ ada kebun bunga besar. Kebetulan, gw suka tempat yang “ijo-ijo”.

Ternyata Selecta adalah tempat wisata JADUL, se-jadul-jadul-nya. Sebegitu jadulnya sampai ternyata tempat ini adalah tempat wisata favorit Bung Karno, dan di gerbang depan ada tugu pembangunan yang menunjukkan tempat tersebut dibangun pada tahun 1950-an. Tetapi jangan salah, kalau gw bilang jadul, bukan berarti tidak bagus. Bahkan gw langsung jatuh cinta dengan kompleks yyang asri dan sangat terawat ini.

Di Selecta terdapat sebuah kolam renang tua yang bersih dan terawat, dengan papan seluncur yang kayaknya juga bersejarah. Dikelilingi kompleks restoran lama dan warung-warung bakso. Tetapi yang paling keren dari tempat itu adalah taman bunga yang besaaaar dan cantik. Cocok untuk piknik, melepas stress, atau pacaran (ehem). Keseluruhan tempat itu benar-benar seperti terasa tempo doeloenya. Oh iya, tempat ini juga keren untuk yang suka foto-foto, karena menyediakan pemandangan yang bagus. Sayangnya karena kami tiba sudah siang menjelang sore, hujan sudah turun. Menurut info yang kami dapat, memang idealnya mengunjungi tempat ini di pagi hari, karena terasa lebih bagus lagi.

Suasana kolam Selecta, diambil dari warung bakso. Ada sepeda air utk mengelilingi kolam berdua. Ihiy.

Suasana kolam Selecta, diambil dari warung bakso. Ada sepeda air utk mengelilingi kolam berdua. Ihiy.

Kolam renang besar di Selecta, dikelilingi pepohonan rimbun nan sejuk

Kolam renang besar di Selecta, dikelilingi pepohonan rimbun nan sejuk

Sudut lain Selecta

Sudut lain Selecta

Berhubung hujan, terpaksa berkostum jas hujan merah warnanya...

Berhubung hujan, terpaksa berkostum jas hujan merah warnanya…Bagus ya pemandangan di belakangnya

Taman bunga di Selecta benar-benar dikelola dengan profesional. Rasanya seperti berada di taman bunga luar negeri saja. Berbagai bunga warna-warni tampak mekar, bahkan saat jam 3 siang sekalipun. Benar-benar tempat yang pas untuk tamasya, foto2, atau pacaran deh.

DSC_9798

DSC_9788

Kayaknya pose ini wajib dilakukan kalau di sini.....

Kayaknya pose ini wajib dilakukan kalau di sini…..

Pemandangan yang cocok untuk perdebatan "Kalau aku rokok, kamu asbaknya ya yang?"

Pemandangan yang cocok untuk perdebatan “Kalau aku rokok, kamu asbaknya ya yang?”

DSC_9803

Entah ini bunga apa, pokoknya bagus aja deh

Ketika hari makin sore, kamipun memutuskan untuk menyudahi kunjungan kami ke Selecta, dan kamipun melanjutkan perjalanan untuk menginap di Malang.

Tiba di Malang, kamu menyempatkan makan malam di tempat jadul “Toko Oen”, yang telah berdiri sejak 1930. Gw senang karena suasana interior yang masih dipertahankan jadul, bahkan sampai furnitur kursi dan meja-nya. Selain Chinese Food, tempat ini terkenal dengan ice cream home-madenya (mirip seperti Ragusa di Jakarta).

Suasana Toko Oen

Suasana Toko Oen

Sesudah makan kami pun mengakhiri hari dan tidur di Guest House.

Hari Ketiga (Minggu)

Mendapatkan info dari followers bahwa Minggu pagi ada Car Free Day dan kegiatan Pasar Minggu di tengah kota Malang. Karena Guest House kami letaknya tidak jauh, kamipun berjalan kaki menuju lokasi Pasar Minggu tersebut.

Bisa dibilang Car Free Day di Malang sangat mirip dengan di Jalan Sudirman, Jakarta. Warga berjalan kaki, naik sepeda, mengikuti senam bersama, atau melihat2 suasana Pasar Minggu. Kami menyempatkan nyempil masuk ke dalam Pasar Minggu. Suasana sangat penuh dan kita hanya bisa berjalan perlahan mengikuti arus. Macam-macam barang yang dijual di sana, dari makanan, minuman, pakaian. mainan, jam tangan, dan lain-lain. Pokoknya sekedar melihat-lihat saja sudah seru.

Kegiatan senam pagi Car Free Day

Kegiatan senam pagi Car Free Day

Suasana Pasar Minggu

Suasana Pasar Minggu

*glek* pengen liat ini dipakai beneran....

*glek* pengen liat ini dipakai beneran….

Ada yang Harlem Shake juga di sana

Ada yang Harlem Shake juga di sana

Di tengah bundaran juga ada mobil dari stasiun radio lengkap dengan DJ di atasnya. Sebenarnya keren sih, tapi….gak kepanasan apa ya? Soalnya matahari terik banget, dan harus asik dengen musik dugem. Ini kali namanya Dugrik. Dugem Terik.

Dugrik. Dugem Terik.

Dugrik. Dugem Terik.

Pada saat berjalan kaki kembali ke Guest House, kami menemukan pelanggaran hukum! Di Car Free Day tampak beberapa anak masih mengendarai mobilnya dengan bebas! Di mana kewibawaan hukum?

Pak Polisi, tangkap mereka!

Pak Polisi, tangkap mereka!

Setelah menghabiskan pagi menikmati Car Free Day, maka tibalah jadwal kami kembali terbang ke Jakarta.

Kami merasa benar-benar senang telah menghabiskan 2 hari 2 malam di Batu dan Malang, Jawa Timur. Dalam waktu relatif singkat itu kami mendapatkan banyak pengalaman wisata yang beragam, dengan iklim yang sejuk (di Batu). Secret Zoo, Museum Satwa, Eco Green Park menjadi obyek-obyek wisata yang seru dan fun , baik untuk keluarga maupun perorangan. Taman Selecta pun menjadi mesin waktu tempat kita bisa beristirahat dan nyepik pacar.

Apakah kami akan kembali lagi ke sini suatu hari? Pasti dong! Kayaknya masih banyak wisata kuliner di kota Malang yang belum terkejar!

Semoga sharing ini bermanfaat untuk yang mau liburan πŸ˜€

Categories: Negeriku, Review, Travel

21 Comments »

  1. Om Piring,
    review hotel n tempat tinggal dan restoran Oen-nya dong. Harga sama rasa pas dan recomended gak? Pengen ksana bgt tapi belum terealisasi nih.

  2. My question is: SIAPA YANG NGASIH IJIN TULISAN-TULISAN ANEH ITU KELUAR? Kalimatnya absurd banget 😐

  3. :)) selalu terhibur kalau habis baca tulisan om Piring. Sumpah kocak banget tuh fakta-fakta serangga.
    Menurut gw yg hampir tiap tahun ke Malang, Toko Oen yg lumayan enak steaknya doang, tp interiornya lmyan deh kalau mau buat foto jadul btw untuk gak dibawa ke Sengkaling om, tepat wisata yg lbh jadul lg. Sebenarnya ada candi-candi juga loh di Malang dan sekitarnya.

  4. Masuk bucket list traveling saya nih πŸ™‚
    Foto-fotonya apik. Baru baca dan liat saja sudah menyenangkan, apalagi kalau beneran nyampe sana πŸ™‚ πŸ™‚

  5. Pingback: Arley and Tahnee
  6. Hi, Mas, daku salah satu penyuka tulisanmu, ni. Tulisan yg ini benar2 sukses memprovokasiku buat pergi ke Malang Desember ini.
    Boleh tau nginep di hotel/GH mana? Rekomen ga? Kami berlima, ortu dgn 3 anak kecil. Thanks, yaaa…

  7. Ngga sengaja nemu blog ini saya suka banget sama gaya penulisan yang kocak. haha sepanjang baca saya kok ngakak mulu.
    nice review, kebetulan saya juga lagi berencana ke malang. semoga nanti saya bisa bikin tulisan seru kaya gini juga yaa hoho

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s