LDR oh LDR….
Okay, timeline Twitter sore ini isinya penuh dengan topik LDR (Long Distance Relationship)… Berhubung 140 karakter tidak cukup untuk menjelaskan posisi gw, gw tulis di blog aja deh ^^ Posisi gw jelas: gak setuju sama LDR. Kekecualian untuk yang sudah menikah, itupun menurut gw gak boleh terlalu lama. Banyak orang bilang jaman sekarang LDR udah gak masalah, karena teknologi. Ada broadband internet, ada Skype, Twitter, dll, dll. Tapi menurut gw, teknologi internet kayak apapun, tidak bisa menggantikan “kehadiran fisik”. Dan pendapat gw ini tidak hanya didasarkan pengalaman pribadi (pernah LDR gagal), tapi juga berdasarkan begitu banyak artikel biologi yang pernah gua baca. Berbagai penelitian ilmiah telah membuka, walaupun baru sebagian, betapa kompleksnya hubungan antara pria-wanita. Dan kompleksitas itu juga mencakup aspek biologis. Dari hormon yang mempengaruhi bau yang tertangkap oleh pasangan, kekuatan sentuhan dan pelukan dalam menghasilkan zat penenang alami, sampai komunikasi non-verbal yang kompleks yang hanya bisa ditangkap bawah sadar. Dan semua ini memerlukan kedekatan fisik langsung, yang gak bisa digantikan koneksi 1 Gigabyte/second sekalipun. Tentunya gw gak bermaksud menjadi ‘fatalis’, yang beranggapan bahwa LDR “pasti” gagal. Gw percaya ada kekecualian, dan ada orang-orang yang bisa melakukannya dengan sukses. Ini hanya prinsip umum saja buat gw, berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman orang-orang di sekitar gw. Gw sering ngeliat pasangan LDR yg akhirnya tumbang karena salah-satunya akhirnya jadi deket dengan orang lain yang memang secara fisik lebih dekat. Soalnya gw percaya spesies kita selama ratusan tibu tahun berhubungan dengan kedekatan […]