Tentang Perubahan Dan Tikus-tikus

Kemarin ketemu temen lama, terus ngobrol2 soal berbagai drama kantor.

Inti dari kisahnya: kantor tempat dia bekerja mengalami pergantian manajemen beberapa waktu yang lalu. Dan beberapa ‘orang lama’ terus-terusan mengeluh dan membandingkan dengan masa lalu yang ‘lebih bahagia’.

Gw sih jujur merasa kasihan kepada mereka yang terus-terusan mengeluhkan, membandingkan, dan merindukan masa lalu tersebut.

Istilah jaman sekarang “susah move on”. Dan susah move-on ini emang gak terbatas pada dunia asmara aja ternyata, tetapi dalam banyak hal lain dalam hidup ini.

Pengalaman hidup gw mengajarkan, satu-satunya hal yang tetap konsisten dalam hidup itu ya ‘perubahan’. Kita sering kali jadi susah bahagia kalo belum bisa menerima prinsip dasar ini. Dalam kasus kisah di kantor teman lama tadi, rasanya sayang kalau energi hanya habis untuk ngomel soal manajemen baru, dan menyebarkan aura negatif ke teman-teman lain di kantor. Kalo prinsip gw pribadi, coba beradaptasi dengan cepat, dan kalo masih gak bisa ya resign dan cari pekerjaan baru. Tetapi kalo masih stay di kantor itu, dan masih mau menerima gajinya beserta benefit2 yang lain, rasanya kok gak profesional untuk terus mengomel.

Sebagian dari kita mungkin inget buku kecil yang sempet ngetop jadul ‘Who Moved My Cheese’ (sumpah ketauan umur neh). Cerita buku itu simple banget sih. Gw lupa detail ceritanya, tetapi kurang lebih seperti ini: ada dua ekor tikus yang menemukan keju, dan hidup hepi deket2 keju tersebut. Suatu hari hilanglah keju tersebut. Perbedaan reaksi dari kedua tikus itu lah yang menjadi inti pesan. Tikus yang satu hanya bisa mengomel, memprotes pada keadaan, dll. Tikus yang kedua tidak banyak ngomel, dan segera bergerak mengendus2 mencari lagi keju baru. Pada akhirnya, si tikus kedua menemukan keju baru yang lebih besar.

Gw suka cerita pendek ini karena sangat simple, gak ribet, tapi pesannya nyampe banget. Perubahan, change, adalah bagian tak terelakkan dalam hidup, dan seringkali ke yang nggak enak. Dan ketika perubahan itu di luar kendali kita, pilihan kita ya tinggal mengikuti si tikus pertama ngomel dan berkeluh kesah, atau tikus kedua, yang segera bergerak.

Secara pribadi, gw sebenernya bukan orang yang suka perubahan. Tapi lucunya di konteks pekerjaan, gw malah suka ‘mengubahkan’ situasi sendiri. Mengawali pekerjaan di finance, gw gak betah dan kemudian nekat pindah ke marketing. Waktu itu bokap geleng2, karena merasa itu tidak sesuai dengan bidang kuliah gw di akuntansi. Toh akhirnya gw perform dan belajar banyak tentang market research. Kemudian saat gw tertarik dengan dunia kreatif periklanan, dan pindah ke advertising agency, banyak orang yang juga merasa gw nekat, mempertaruhkan karir dengan mencoba hal yang baru. Gw akhirnya malah sangat happy dan bertahan di dunia itu selama 7 tahun. Terakhir, ketika gw merasa udah gak belajar hal yang baru di dunia advertising, gw nekat nyebrang ke dunia Public Relations. Dan gw bener2 enjoy every minute of it, deg2an karena belajar lagi hal yang baru, walaupun kata banyak orang di usia gw yang 30-an ini harusnya gw udah settle di satu bidang.

Seperti di kisah ‘Who Moved My Cheese’, kadang2 hidup mengambil ‘keju’ itu dari kita. Tetapi mungkin kadang2 perlu untuk kita sendiri yang ‘menghilangkan’ keju tersebut? Sebelum hidup kita yang ‘diubah’ nasib, biar kita duluan yang mengubahnya?

*be right back, ngendus keju baru* 🙂

Categories: Random Insight

12 Comments »

  1. mirip laki gw nih. pindah kerja tiap 1-3 tahun. rekor paling lama kerja di 1 tmp cuma 3 eh 4 tahun deh. deg2an yg jd istri bok hehheehe 😀

  2. Hey… saya juga lulusan akuntansi dan sempet kerja di kantor akuntan publik yg akhirnya banting stir ke marketing dan kerja di dunia media. Tetapi berkat semua itu, saya menerima beasiswa untuk belajar mengenai communication media and public relations di USA – bentar lagi bakal balik sih ke Indo. Just wanna let you know after reading your post, I feel so glad and relieved because I finally know I’m not alone. So thanks to you for boosting up my confidence. You have brilliant thoughts! 🙂

  3. Yep this is one of my favorite childhood book too. Dulu nyewa buku ini di perpus sekolahan harus ngantri krn banyak yg mau nyewa juga. Can’t believe kids these days would just illegally download the pdf.

    Thank you for flashing back old memories. =)
    Good luck with the new Mozzarella Cheese!

  4. Wow, emang semakin bertambah usia, pemikiran semakin bijaksana ya om :D.

    Tapi saya setuju bangetzzz dan suka kalimat om yg ini : Pengalaman hidup gw mengajarkan, satu-satunya hal yang tetap konsisten dalam hidup itu ya ‘perubahan’.
    Menurut gw, selama kita hidup ya ‘mau gak mau’, ‘suka gak suka’ harus terima segala perubahan dan benar tuh om terkadang perubahan yang terjadi di luar kontrol kita. Kuncinya hanya satu untuk merespon perubahan itu yaitu MENERIMA.

    Emang lebih gampang ngomong dibanding melakukannya tp itulah Life Skill, ketrampilan yg hanya bisa di dapat saat kita masih hidup kalau udah metong ya gak bisa lagi (ya iyalah). dan gw jg masih sll belajar utk itu *ttsaahh malah curcol* Udah ah panjang dan sotoy sekali komen saya.

    Anwy keep sharing om 😉

Leave a Reply to Henry Manampiring Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s