Jakarta Bukan Ahok, Indonesia Bukan Jakarta
Jakarta bukan Ahok
Jakarta bukan Pilkada 2017
Di Jakarta masih ada jutaan orang yang habis waktunya di kemacetan
Di Jakarta masih ada banyak orang miskin
Di Jakarta masih banyak kejahatan dan rasa tidak aman
Di Jakarta masih ada ormas anti Pancasila dan ke-Bhinneka-an
dan Indonesia bukan Jakarta
Di Indonesia masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik dan infrastruktur lain
Di Indonesia masih banyak penduduk yang sulit mendapat akses pendidikan dan kesehatan
Di Indonesia masih ada masalah ketertinggalan kualitas SDM dari negara2 ASEAN lain
Di Indonesia masih banyak yang tidak bisa mendapat asupan protein yang cukup karena daging terlalu mahal
Di Indonesia masih lebih banyak konsumen produk negara lain daripada pencipta dan pengekspor produk ke negara lain
Di Indonesia masih banyak manusia yang ingin beribadah tapi dicekam ancaman gerudukan, penyegelan, pengusiran, pembakaran, pengeboman
Di Indonesia masih banyak perempuan yang dilecehkan, diperkosa, dan masih pula disalahkan atas kekejian yang menimpanya
Jakarta bukan Ahok, Indonesia bukan Jakarta
Indonesia bukan hanya KAMU, ideologimu, agamamu, sukumu, hobimu, kotamu, partaimu, kandidatmu, delusimu
Kalau Jakarta hanya Ahok, dan Indonesia hanya Jakarta – maka Jakarta akan tenggelam bersama, dan Indonesia akan jadi catatan kaki bangsa lain.
Categories: Uncategorized
THIS SO MUCH
Setelah posting tentang LGBT, om piring sekali lagi membuat posting yang “tidak popular”
saya tahu kalau om piring sebenarnya bersimpati kepada pemimpin kota ini, saya juga berharap para pemimpin masa depan ini bisa banyak membawa perubahan – dalam hal kebaikan.
namun, tentunya pesan dari posting ini adalah agar kita tidak terjebak dalam antusias yang berlebihan yang membawa ke kefanatikan, zealot, dsb.
yang justru sikap kita itu nantinya malah berdampak tidak baik kepada pemimpin yang kita.
bersimpati itu mudah, yang sulit itu bersifat netral dan objektif
Benar sekali! Benci berlebihan salah, tapi fanatisme berlebihan juga salah. Dua2nya berujung ke tengkar, perpecahan, dan salah prioritas.