Huawei Honor (Review Awam Balik Lagi!)

Oke, baru dapet smartphone baru Huawei Honor. Jadi kembali ke “review awam” ala gw. *drum roll* Sekali lagi, ini REVIEW AWAM. Gw bukan super-geek, bukan ahli handphone, jadi ini hanya review pengguna biasa aja. Kalo mau yang lebih serius, monggo di internet aja ya (rekomendasi gw sih review2nya CNET).

Ini adalah review yang unik buat gw, mengingat ini adalah review Android pertama gw. Jadi mohon maaf, untuk pengguna Android mungkin ada beberapa bagian yang “Yaelah, ke mana aja cuy!” Soalnya gw mungkin susah memisahkan antara review “handset” dan “Operating System”nya. Dulu pernah sih pake Acer Stream sebentar (masih Eclair!), tapi bentar banget. Jadi anggep aja ini review Huawei Honor ‘merangkap’ review Gingerbread kali ya.

Biasanya gw gak suka ngomongin harga di depan, tetapi kayaknya perlu untuk mengerti konteksnya. Huawei Honor ini harga retail resminya Rp 2.99 jt. Artinya, Honor ada di kelas menengah/”mid-priced”, hampir/kurang separuh dari smartphone2 kelas atas seperti BB Dakota, Bellagio, Samsung Galaxy SII, iPhone, dll. Ini penting supaya fair comparison. (Gak mungkin kan gw ngebandingin Avanza dengan Alphard). Jadi ‘kelas’ ini harap diingat. 🙂

Komentar pertama gw saat tau soal Honor adalah mengenai…. NAMANYA! Jujur buat gw nama ‘Honor’ itu unik, gak biasa. Biasanya kan hape namanya aneh2, Galaxy, Note, Nexus, Razr, dll. Lah ini ‘kehormatan’. Yang kebayang kalo denger kata ‘honor’ di gw selalu samurai ngamuk2 terus karena kalah bunuh diri (eh gw ngelantur ya… :p)

Okaaay, biarpun awam, mari kita mulai dengan informasi teknis:

  • Prosesor: 1.4 GHz Qualcomm Snapdragon. Walaupun masih single core, 1.4 GHz itu lumayan kenceng. (1.4 GHz single core ini sama dengan Lumia 800 yang jauh lebih mahal).
  • Memory RAM: 512 MB (okelah…)
  • Internal storage: 4 GB (lumayan….). Bisa ditambah dengan MicroSD up to 32GB
  • Layar 4 inch. Ini lumayan banget loh. Lumia 800 aja 3.7 inch. iPhone 4S 3.5 inch. Tapi inget besar layar bukan segala2nya, ada faktor2 lain. Nanti gw bahas juga terpisah.
  • OS: Gingerbread. (Udah lumayan terbaru, walaupun Ice Cream Sandwich sudah mulai keluar sedikit2 di beberapa model merek lain.) Soal OS, katanya sih Honor ini bisa diupgrade ke ICS.
  • Kamera: 8MP + LED Flash (back), 2MP (front). Video udah HD, 30 frame per second. Soal kualitas foto nanti gw bahas terpisah deh.
  • Baterai: 1930 mAh Li-Ion. Nah ini perlu dibahas khusus karena di iklan2nya Honor sebenernya kapasitas batre-nya lah yang dibangga2kan.

Oke, seperti kenalan sama cewek, mari kita mulai dari pandangan pertama, ala RAN… ^^

Penampilan fisik

Huawei Honor ini fisiknya sangat minimalis, dan “clean” banget, dan gw suka ini (gw gak suka yang blekak blekok ribet kayak Nissan Juke. Eh kok jadi Juke lagi… :p). Jujur aja, sekilas bentuk mirip banget sama iPhone (temen kantor sempet ketipu), kecuali tombolnya ada 4. Layar kayak gw bilang gede, 4 inch, tapi masih terasa pas di tangan, gak kegedean (buat gw Galaxy Note itu kegedean, kayak kena radiasi sinar Gamma….).

Permukaan glossy sampe yg motret mantul….

Design minimalis, sampai ke tombol2nya. Selain 4 tombol sentuh dasar di depan (menu, home, back, search), hanya ada 2 tombol lain di body: power dan pengatur volume suara. Udah itu aja. Lubang cuma ada dua: untuk headphone dan micro USB. Udah, blas. Tergantung selera, tapi emang jadinya keseluruhan body terkesan licin dan bersih. Gw pribadi seneng yang minimalis begini.

Desain sekilas kayak iPhone. Iya nggak? Nggak ya? :p

Tombol minimalis. Hanya ada tombol suara dan power.

Punggung putih glossy

Display

OK, mari kita nyalain si Honor sekarang. (Apesnya, belom ada fungsi screen capture built in, dan kebanyakan app di Google Market belom compatible dengan Honor, jadi terpaksa gw foto pake kamera deh.) Kayak gw bilang, displaynya cukup besar, lebih besar dari iPhone atau Lumia 800. Tetapi ada faktor resolusi, warna, dll. Honor displaynya ya cukup bagus dan tajam, tapi emang kayaknya tidak sebagus Galaxy SII atau iPhone sih. (ingeeet, hargaaaaa…..)

Oh iya, buat gw yang selama ini pake layar kecil, percayalah bahwa layar 4 inchi enaaak banget. Kalo Twitter-an, keliatan lebih banyak! Dan untuk browsing yang jadi nyaman banget ya, liat foto2 Cherrybelle juga lebih nyaman di mata.

OS dan user interface

Pertama kali dinyalain, Honor punya layar unlock dengan 4 shortcut: unlock, shortcut ke telepon, kamera, atau SMS. Caranya tinggal didrag ke fungsi yang kita mau. Lucu sih, sayangnya gak bisa dicustom ya.

Layar unlock, dengan shortcut ke 3 fungsi

Buat temen2 yang gak tahu, walaupun Android adalah OS dengan menu standar, tetapi setiap merek biasanya membuat User Interface sendiri, kalo gak salah namanya ‘skin’ bukan ya. Jadi sebelum sampai ke menu utama, ada 5 halaman depan di mana aplikasi favorit bisa kita letakkan. Defaultnya Honor adalah 3 dimensi (kalau ganti halaman). Lumayan lucu. Di halaman utama ada default kondisi cuaca dari Accuweather (kadang2 gak akurat sih buat di Jakarta, gak tau tuh kenapa).

Tampilan skin utama. Perhatikan ada fungsi cuaca 🙂

Membalik skin dengan gaya 3 Dimensi. Gak penting sih. Unyu aja.

Selebihnya sih kayaknya fitur standar Gingerbread aja. Yang pengen gw note: Di sini udah ada Task Manager (jaman dulu harus download dulu dari Market/Play Store). Dengan Task Manager, kita bisa switch antar beberapa aplikasi aktif, dan juga mengclose aplikasi yang tidak dibutuhkan (supaya hemat batre dan tidak membebani).

Selain itu, konon Huawei menyediakan jasa Cloud untuk semua penggunanya, sebesar 16 GB di server mereka. Tapi gw sendiri belom nyoba sih.

Apa lagi ya secara application? Sisanya standar sih. Documents to Go sudah pre-installed, untuk temen2 yang kerja dan perlu cek dokumen Word, Excel, PowePoint langsung bisa menggunakan.

Untuk e-mail sync, menurut gw sih Android belum sebagus BlackBerry. E-mail Yahoo gw sering telat masuk, sementara kalau di BlackBerry biasanya cepat sekali masuknya.

Kecepatan

Selama ini gw merasa performa Honor cukup cepat. OS cukup mulus/fluid (walaupun gw akui iOS masih lebih baik). Tapi gw juga bukan pengguna ‘berat’. Paling aktif social media application aja. Tampaknya prosesor 1.4 GHz udah cukup banget untuk pemakaian rata2. Gak tau deh kalo heavy dipake nonton film, denger musik, ngerjain Powerpoint, dan Twitteran barengan ya. (Emang bisa?)

Audio

Call quality: menurut gw sih bagus2 aja, gw bisa mendengar suara orang di seberang cukup jernih, begitu juga yang di sebelah sana. Tidak ada masalah. Untuk speaker phone, kualitas sedang cenderung ‘cempreng’ (treble) tinggi (gw ngetesnya pake videoklip Cherrybelle sih. Ngaruh gak tuh?)

Kamera

Oke, kamera. Buat sebagian orang gak penting, buat gw lumayan penting. Sama seperti layar display, “megapixel” bukan satu2nya indikator kualitas. Prosesor grafis, lensa, dll, pasti ngaruh juga. Gimana dengan Honor? Menurut gw, kualitas fotonya hanya “sedang-sedang” saja. Warna kurang ‘keluar’ bagi gw (walaupun ini dengan mudah bisa diperbaiki di komputer). Sebagai referensi, kualitas gambar masih kalah dari Bellagio. Tapi ya untuk sekedar foto2 narsis/FB/Twitpic ya cukup saja lah.

Berikut conoh2 foto yang diambil dengan Honor (bisa diclick untuk memperbesar)

Foto langsung dari kamera Honor, tanpa manipulasi – jarak jauh. Menurut gw warnanya agak redup. Ketajaman gw rasa juga kurang..

Foto jarak sedang. Lumayan kalau jarak segini.

foto jarak dekat (macro) cukup bagus

Ada satu masalah dengan kamera di Honor. Inget tadi gw bilang design super minimalis dan tombol cuma ada dua? Well, jadinya tidak ada tombol shutter khusus untuk kamera! Mengambil gambar harus menyentuh layar, dan ini sebenarnya rentan terhadap goyang. Gw yang lumayan (merasa) punya tangan stabil saja merasa sulit. Kebayang kalo harus minta tolong waiter/waitress untuk motretin kita. Untuk orang yang mentingin kamera di hape, hal ini agak masalah.

Gw hanya nyoba videonya sebentar. Cukup bagus karena sudah 720p dan 30 frame per second. Untuk contoh video bisa dicari di internet, ada yg udah upload contoh video2nya. Kayaknya lumayan, mungkin masalah di kualitas rekaman suaranya saja.

Baterai

Nah! Last but not least. Iklan2nya Huawei Honor selalu menekankan keunggulan batrenya, dengan kata2 “Siapa bilang pake Smartphone harus bawa charger melulu?” Gimana kenyataannya?

Gw harus akui – batrenya oke banget. Pertama kali gw nyoba, batre bertahan 15 jam. Buat gw 15 jam nyala udah hebat mengingat biasanya gw hrs ngecharge tiap 4-6 jam sekali. Kemudian gw dapet saran dari @rayafahreza untuk menggunakan aplikasi 2xBattery, yang bisa membantu menghemat batre. Hasilnya selama ini: bisa berkisar 16 jam (penggunaan berat: tweetnya dahsyat semalem waktu rapat paripurna DPR :p) sampe 25 jam!! Jadi batre kapasitas besar 1930 mAh, digabung dengan aplikasi penghemat batre bener2 memberikan Huawei Honor ‘napas’ yang jauh lebih panjang.

Aplikasi OnClinic, eh, 2xBattery yang bisa membantu memperlama’daya tempur’ ponsel Android.

Kesimpulan

Dengan harga di level “menengah” (untuk smartphone) di 2.99 jt, menurut gw Huawei Honor ini good value for money. Prosesor kencang, memory RAM dan internal yg memadai, design yang bagus (subyektif sih), semuanya membuat Honor punya offering yang memikat, pada harga separuh dari model2 top-of-the-line. Kelemahannya: kamera tidak impressive (gak masalah buat yang gak perduli kamera sih) dan gak punya tombol shutter sendiri. Di luar itu, batre tetep jadi keunggulan utama Honor. Buat gw yang cukup frustrasi dengan dikit2 ngecharge, umur panjang batre ini emang menjawab kebutuhan gw.

Gw pribadi akhirnya memakai 2 smartphone. BlackBerry masih gak bisa ditandingi soal e-mail (plus BBM), jadi BB gw jadikan khusus urusan kerjaan. Aktivitas Tweeting, browsing, dan lain-lain gw bebankan pada Huawei Honor yang batrenya tangguh ini.

Gitu aja sih review awam Huawei Honor dari gw. Namanya orang awam, ya jangan diharepin yang canggih2 ya (dan plis jangan nanya yg aneh2 jugaaa). Kalo mau nanya teknis, bisa ke account Twitter-nya Huawei aja di @huaweideviceID.

Semoga membantu buat yg lagi nyari2 smartphone 😀

 

Jangan lewatkan juga:

Review Awam Samsung Galaxy S7 Edge

Categories: Review

19 Comments »

  1. Nice review, klo mo screencap android gampang kok, tinggal pencet tombol power+home barengan. Ini berlaku buat semua android…

  2. hadehhhhh om enak banget sih, dapet gratisan terus…………. kira2 ane bisa dapet lungsuran kagak yaaaahhhhh………….. *day dreaming* 😀 😀 😀 :-p

  3. Wah klo smartphone mmg isu batre penting bgt ya. Jd pgn compare dikit ma smartphone gw. Gw pk Sony Ericsson Experia Arc (OS Android 2.3.2, itu Gingerbread klo ga salah?), batrenya paling cm tahan 15-16 jam, itupun pemakaian biasa (standby, call dikit, twitteran+browsing+youtube dikit). Yg ngabisin batre bgt biasanya emg display layar, kamera (klo Arc dinyalain Bravia Mobile Engine nya utk enhance pic/video wah boros batre bgt tuh) n klo dipake data jg (WhatsApp, Twitter,Youtube, email) alias terus2an on ke jaringan 3G, dijamin max 15-16jam itulah. Tapi klo Arc mmg ok bgt kualitas foto/video (teknologi Sony nya…) N krn gw mementingkan fungsi satu ini jd mau ga mau sedia charger klo uda tau mo pergi lbh dr 15 jam. Wlopun rada tricky cara mencet shutternya, dijamin susah bgt klo mo suru mba2 cafe buat motoin narsis -_- cm pemiliknya yg ngerti cara mencetnya…
    Yg gw sebel dr Arc cm soundnya kecil baik pas ringtone maupun pas speaker mode klo nyalain lagu2…kt tmn2 yg ud pk Experia X10 (versi sblmnya) mmg bgitu, ktnya si ada aplikasi buat enhance spy soundnya lbh “glegar” tp blm gw cari2…
    Jd kayanya si Honor ini mmg oke ya utk hrg sgitu, compared k Arc gw dulu 5.1 juta pas belinya (April 2011). Btw fungsi kamera Honor ngga ada minimize getaran? Utk ngurangi efek blur klo pas capture foto tangannya goyang. Di Arc (n semua digicam Sony) si ada ya….
    Menarik jg si Honor tp sygnya gw ngga mgkn beli n pake/bawa k kantor krn logo Huawei nya itu so visible :))) secara kompetitor gitu hehehe…
    Btw aplikasi 2xBattery itu ada di Android market? Pgn cari, sp tau bs memperpanjang daya tempur batre Arc gw…

  4. Kak Henry pakai app apa untuk email yahoo nya? Kalau pakai yahoo mail for Android memang suka telat masuk. Coba pakai app Email dari system. Bukannya saya bilang pasti lebih cepat/sama dengan kalau pakai Blackberry tapi fitur push mail yang dulu jadi andalan Blackberry sekarang ini sudah ditandingi oleh Android dan iOS. Tergantung kondisi jaringan tentunya 🙂

  5. Touchscreennya gmn bro? Pengalaman pabrikan cina mencetnya suka setengah mati, kurang responsive gitu, ga seenak iphone, misalnya

  6. wahhhh Hari Jum’at Kmarin N8 ane Di Maling Orang Rencana Mau Ganti Andro Udah ada 2 Pilihan sih arc sama Htc Evo 3d Kata di Majalah Sinya dah 3,7 jt,,,tp liat nih Tulisan dengan Harga 2,9 jd Ngiler,,,,Comen dong Om Hwawei,SE arc ato Htc evo 3d….Please Jawab,,,

  7. Galaxy W kalau diadu sama Honour mah relatif. Kalau milih brand, pilih Galaxy W soalnya prosesornya sama, MSM 8225T Snapdragon. Kalau pilih yang lebih ‘kena’ di harga, pilih aja Honour. Perekam video Honour udah 720p, W cuma VGA, terus Honour siap upgrade ICS. Baterenya juga lebih oke daripada W. Soal developers pengembang OS W, mungkin W lebih unggul karena lebih punya ‘nama’ di pasar dunia (Samsung kan lagi nguasain pasar ponsel dunia). CMIIW 😀

Leave a Reply to andreas trijaya Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s