Perjalanan ke Batu – Bagian 1
Mau cerita pengalaman pertama ke kota Malang dan Batu di Jawa Timur beberapa minggu yang lalu.
Dari dulu gw cuma tahu Malang sebagai kota apel, dan pernah dengar bahwa Batu itu dingin, tapi ya cuma itu saja. Tidak pernah ada kesempatan pergi ke sana untuk urusan pekerjaan juga. Jadi ketika suatu hari seorang teman kantor bercerita bahwa di Batu ada Jatim Park 2 yang keren, gw jadi tergelitik. Dia bercerita bahwa kebun binatangnya keren, dan ada museum bertaraf internasional. Akhirnya gw merencanakan pergi di bulan April ini.
Gw pergi bersama istri menggunakan Sriwijaya Air, penerbangan pertama (jam 0650) hari Jumat, tujuan Malang. Sebelum terbang, ada beberapa pengalaman aneh di Terminal 1.
Yang pertama, istri hendak membeli minuman dari vending machine. Saat hendak mengoperasikan mesin, tiba-tiba ada mas-mas muncul di sebelah mesin, memberikan instruksi, “Langung pilih aja mbak”. Kita bingung sih, kan biasanya vending machine itu dimasukkan uang dulu baru memilih barang. Tapi ya sudahlah, mungkin mesin canggih ini buatan Korea Utara, jadi urutannya beda. Dan istri gw pun menekan tombol di bawah minuman yang ia mau.
“GEDUBRAK!” dan produk minuman yang dipilih langsung jatuh ke tray, tinggal diambil. Padahal belum memasukan uang.
Dan barulah mas-mas tadi mengulurkan tangan menagih bayaran.
………..
Jadi ini tho yang namanya “human-assisted vending machine”. BUAT APA PAKE VENDING MACHINE KALO TETEP AJA PAKE TENAGA MANUSIA YAK?!
Anyway….
Peristiwa supranatural berikutnya. Kami sudah duduk tenang di Gate B4 sesuai yang tertera di boarding pass. Iseng2 gw melihat layar informasi, dan terlihat bahwa pesawat kami akan boarding dari Gate B6. Lho, pindah kok tidak bilang-bilang. Maka kami pun beranjak pergi untuk pindah gate.
Saat melewati meja informasi, nggak tahu kenapa ada perasaan gak enak. Jadi gw pun memutuskan untuk bertanya kepada mas petugas. “Mas, ini beneran flight ke Malang pindah ke B6?”
“Oh nggak mas, masih di sini”
“Lho, saya lihat di layar pindah ke B6?”
“Oooh, itu screennya lagi error mas”, jawabnya sambil nyengir.
……….
Speechless deh gw. Di mana-mana rasanya layar informasi di airport selalu dijadikan pedoman utama para penumpang. Lah ini malah error. Gimana dengan nasib penumpang asing yang terbiasa menggunakan informasi di layar coba? Oh well….
Singkat cerita, akhirnya terbanglah kami ke Malang. Penerbangan berjalan singkat, mungkin tidak sampai 1.5 jam. Menjelang touch down, kalau kita duduk di sebelah jendela, tampak pemandangan sawah menghijau sebelum mendarat. Sayang gw tidak siap dengan kamera untuk mengabadikannya.
Bandara Abdurrahman Saleh adalah bandara kecil, dikelilingi pemandangan perbukitan yang cantik. Kebetulan kami tiba sudah pagi menjelang siang, tetapi cuaca mendung nyaman.
Dengan mobil sewaan, kami pun langsung menuju Batu. Dalam perjalanan kami menanyakan makanan khas Malang apa yang bisa disinggahi kepada driver mobil sewaan mas Bobby, dan mendapat rekomendasi “Nasi bhuk”. Nasi bhuk sebenarnya konsepnya adalah nasi campur/rames, di mana tersedia macam-macam pilihan menu. Yang khasnya adalah, setiap nasi bhuk sudah termasuk sayur rebung dan dendeng kelapa. Dendeng kelapa ini endes, semacam daging sapi tipis crunchy terbalut kelapa. Untuk lauk tambahan gw menambah sate manis, paru goreng, dan tempe. Nyam! Lain kali jika teman2 mau mencoba ini juga. lauk tambahannya tidak perlu berlebihan kayak gw, agar rasa dendeng kelapanya terasa lebih cetar.

Nasi Bhuk. Sayangnya tertutupi lauk tambahan, jadi dendeng kelapa-nya tidak terlihat, terkubur sate, paru, dan tempe.
Kami langsung menuju ke Batu, kira-kira setengah jam dari Malang. Sepanjang perjalanan menuju ke Jatim Park 2 di Batu, gw menikmati pemandangan kota Malang berupa pohon-pohon besar dan tua, serta bangunan arsitektur lama (mungkin jaman Belanda ya). Dari dulu gw senang feel kota tua yang rindang. Mungkin karena hidup di Jakarta yang gersang dan penuh bangunan modern.
Di Batu, kami langsung disambut udara sejuk (lebih dingin dari Malang) dan cuaca yang mendukung (tidak terik). Tiba di Jatim Park 2, kami langsung memulai dengan Secret Zoo. Sekedar informasi, di Jatim Park 2 ada 3 tujuan utama: Secret Zoo, Museum Satwa, dan Eco Green Park. Selain itu ada hotel Pohon Inn yang menjadi bagian dari Secret Zoo. Percayalah bahwa kompleks Jatim Park 2 ini BENER-BENER GUEDE. Kompleks ini super massive, dan untuk bisa menikmati seluruh kompleks ini sehari tidak cukup, seperti yang telah gw buktikan.
The Secret Zoo
Sesudah membeli tiket Rp 90 ribu seorang (rate hari Jumat), kami pun masuk ke Secret Zoo kira-kira sudah menjelang jam 11. Dan gw bisa bilang bahwa kebun binatang ini benar-benar KEREN. Koleksi binatangnya bener2 massive, dan untuk beberapa binatang kita bisa benar-benar “dekat”. Foto-foto berikut hanyalah sebagian KECIL saja dari begitu banyak spesies yang bisa kita lihat di sana.

Sebelum memasuki kompleks, kita disemprot semacam “disinfektan” (gw sih melipir lewat pinggirnya :p)
Sedikit catatan tentang foto di atas. Jadi di sebuah pojokan, gw melihat seperti “space” yang disiapkan untuk komodo (kebetulan letaknya dekat dengan iguana). Masalahnya adalah, tempat itu kok tidak terlihat seperti aman ya. Pagar/barrier terlihat rendah, dan gw langsung terbayang Si Komo nanti bisa melompat, dan mulai mengunyah pengunjung terdekat. Semoga saja tempat si Komodo ini belum final dan nantinya akan aman. Kalau tidak niscaya akan kejadian seperti film B-Movie.

Tenaang, kata penjaganya ular phyton bule ini tidak tertarik pada manusia kok. Mungkin karena gw gak bule? Ih rasis!
Oh iya, sekali lagi, gw gak bercanda kalau gw bilang Secret Zoo ini gede banget. Jadi idealnya kita memakai sepatu/footwear yang nyaman, dan punya stamina seperti Eyang Subur. Tetapi seandainya kita bener-bener gak kuat, disediakan semacam motor listrik (bayar tentunya) untuk mempermudah. Menurut gw sih, sayang kalau tidak berjalan kaki, karena udara Batu yang sejuk nyaman untuk berjalan jauh. Dan sehat juga kan.
Akuarium
Secret Zoo juga memiliki bagian aquarium yang, lagi-lagi, guede banget. Bagi penyuka hewat laut, bisa betah berjam-jam mempelajari banyak banget spesies ikan di sini. Bentuknya pun ada yang aneh-aneh dan eksotis.
Harimau dan singa
Salah satu titik favorit Secret Zoo buat gw adalah tempat harimau dan singa. Aduh, gw seneng banget. Soalnya bener-bener keren. Koleksi harimaunya pun macam-macam, dari Jawa, Bengal, India, sampai Tibet. Dan desain kandangnya sedemikian rupa, sehingga pengunjung hanya dipisahkan oleh tembok kaca. Jika si harimau kebetulan lewat dekat, rasanya bisa menyentuhnya. Ngeri ngeri takjub gitu sih.
Di bagian singa, desain kandang sedemikian rupa sehingga jika hoki, pengunjung bisa melangkah DI BAWAH si singa dan menatap ke atas melalui atap kaca transparan. Dengan kata lain, kalau hoki kita bisa melihat ‘anu’nya singa. Sayangnya saat itu kami tidak beruntung melihat ‘anu’ singa karena dia lagi berada di titik lain.
Sekitar jam 1 siang, tiba-tiba turunlah hujan deras. Kami sempat tertahan di dalam cafetaria selama satu jam lebih. Sempat sudah putus asa karena hujan tidak tampak reda, tiba-tiba kami melihat pengunjung lain mulai mengenakan jas hujan dengan model yang sama. Ternyata di dalam Secret Zoo ada mini market yang menyediakan jas hujan. Jadinya kami melanjutkan perjalanan hujan-hujanan dengan jas hujan. Seru juga sih.
Masih buanyak luagi koleksi binatang di Secret Zoo yang tidak bisa gw tampilkan satu persatu. Pokoknya banyak deh. Menurut gw untuk benar-benar menikmati seluruh binatang di Secret Zoo mungkin memerlukan sekitar 3-4 jam. Tapi rasanya benar-benar puas, karena koleksi binatang darat dan air yang ekstensif. Bagaimana dengan burung? Keep on reading.
Museum Satwa
Dari Secret Zoo, kami lanjut ke Museum Satwa, yang letaknya persis di sebelah exit Secret Zoo. Museum Satwa adalah tempat binatang-binatang diawetkan yang diletakkan di dalam semacam diorama. Dan ada juga tulang-tulang besar dinosaurus. (Sejujurnya, gw meragukan tulang dinosaurus nya asli sih. Ada yang tahu?)

Gw heran sih kenapa ada sangkar burung raksasa. Untuk cewek2 yang merasa hidup di sangkar emas? Eaaa….
Di dalam Museum Satwa juga terdapat bagian serangga yang sangat ekstensif. Sebenarnya gw benci serangga, apalagi segala macam laba-laba, tetapi ya koleksinya memang harus diakui menarik. Yang bagus adalah koleksi kupu-kupu yang banyak sekali dan berwarna-warni. Bisa menjadi inspirasi design deh.
Museum Satwa walaupun tentunya tidak sebesar Secret Zoo, tetap saja sangat luas. Menurut estimasi gw kita perlu 1.5 – 2 jam jika ingin menikmati seluruh exhibit yang ada.
Akhirnya sesudah puas berjalan-jalan di Museum Satwa, kamipun keluar dan mencari makan malam, karena hari sudah menjelang sore. Kami memutuskan untuk makan di Malang. Sesuai rekomendasi dari follower di Twitter, kami mencari bakso bakar Pak (atau Cak?) Man. Menurut cerita driver kami Bobby, Pak Man awalnya berjualan di pinggir jalan Ijen, di depan sebuah rumah bagus mentereng. Seiring kesuksesan Pak Man, dia pun akhirnya mampu membeli rumah tersebut, yang sekarang dijadikan tempat permanen berjualan bakso.
Gw sebenarnya bukan ahlinya bakso, jadi tidak bisa berkomentar banyak. Bagi gw sih bakso ini enak saja ya, gurih dengan tekstur kenyal yang berbeda dari bakso biasa. Tentunya seporsi bakso ini tuntas tandas dengan cepat.
Batu Night Spectacular
Mumpung kami menginap di Batu, kami pun tertarik mengunjungi BNS (Batu Night Spectacular), sesuai usulan mas Bobby. BNS ini pada dasarnya adalah pasar malam/theme park yang hanya buka malam hari, dan berisi wahana-wahana seru seperti di Dufan. Dengan membayar tiket masuk, kita bisa memasuki kompleks BNS. Untuk menaiki wahana, harus membayar lagi di setiap wahana yang diinginkan.
Salah satu atraksi utama di dalam BNS ini adalah Lampion Garden. Sesuai namanya, ini adalah sebidang tanah besar yang penuh hiasan lampion yang cantik di malam hari. Saat kami di sana, kebetulan ada kabut turun di Batu, dan ini menyebabkan pemandangan Lampion Garden berkesan dreamy, karena seperti agak blurry karena kabut. Tapi ini keren deh pokoknya. Dan memang ini tempat khusus untuk orang pacaran ya.
Pokoknya gw benar-benar senang bisa mengunjungi Batu Night Spectacular ini. Warga Batu harus bangga bisa memiliki night theme park yang keren ini. Gw hanya berharap semoga fasilitas yang bagus ini bisa dipelihara untuk waktu yang lama. Kadang-kadang yang membuat khawatir mengenai fasilitas yang keren-keren di Indonesia adalah pemeliharaannya.
Selesai mengunjungi BNS, kamipun memutuskan untuk mengakhiri hari yang panjang itu dan kembali ke hotel. Kami menginap di Pohon Inn yang kebetulan berada di satu lokasi dengan Secret Zoo. Pertimbangan memilih lokasi ini adalah kenyamanan, karena mudah untuk keesokan harinya kami pergi ke Eco Green Park yang ada di sebelah Secret Zoo.
Untuk pengalaman hari kedua yang gak kalah seru (Eco Green Park dan taman bunga Selecta), akan diteruskan di bagian ke-2! 😀
Categories: Travel
sebagai orang yang sudah lama tinggal di Malang dan masih ber-KTP Malang
daku merasa GAGAL!
asa sampai sekarang belom pernah ke Jatim Park 2 atopun BNS.
paling banter ke Alun-alun Batu –“
Reblogged this on Untold Contemplation and commented:
Salah satu tempat yang masuk dalam daftar antrianku untuk jalan-jalan.
*nungguin bagian kedua* 😀
Dari dulu saya selalu menyalahkan kalau orang2 berkata Malang Kota Apel. Kenapa? Karena apel tidak bisa tumbuh di kota Malang. Saya tahu sih itu karena generalisasi salah kaprah yang sudah mengurat mengakar, cuma saya sebagai warga asli Malang (yang sekarang nyasar di Semarang) berkewajiban untuk meluruskan semuanya. Kalau Malang kota pelajar, itu baru benar.
Salam kenal.
hohohoho~~~ kampung halaman ane ini Om. 😀
Welcome in batuu~~~ 😀
menurut Om, batu sejuk dang dingin yahh??? hmmm, padahal kalo menurut warga batu sendiri, sekarang Kota Batu tambah panas banget!!. dan dulu memang lebih dingin banget pake sekali daripada sekarang.
aaahh, jadi meridukan saat-saat kota batu yg dingin banget pake sekali itu~~
yaeelaahh oom, Foto#7 begitu doank??? masa kagak megang ulernya ???
cupu ……..xoxoxoxoxoxoxoxo …… 😀
Semuaaaaaaaanyaaaaa KEREN, ternyata di indo juga ada tempat yang ‘menarik’ , jadi pengen ke Malang setelah ngebaca post ini, ditunggu cerita selanjutnya mas 🙂
huah… jadi menyesal dulu ga ke BNS…
zoonya mereka emang keren ya, rapih, dan jalurnya bikin kita jadi ngeliat semua binatang… museumnya juga bagus dan terawat… bisa buat anak2 belajar…
Bagus ya Batu Night Spectacular. Ga mampir Malang om? kenapa gue selalu ketawa kalau baca tulisan newsplatter ya?!, tapi utk moto spertinya om krg okeh hehehe *pisss*
selamat datang di kota malang & batu ya om 😀
sayang kemaren ngga sempet kopdar ya kita..
itu baksonya yg bener Cak Man, bukan Pak Man.
Bakso bakar pahlawan trip emang terkenal disini.
ditunggu postingannya tentang ecco park, karena cuman ecco park saja saya belom pernah kesana :[ .
ditunggu kunjungan kembali ke kota malang & batu ya om 😀
om piring fotonya pake apa? bagus deh hasilnya 🙂
Sebagian pakai kamera saku Sony, sebagian pakai Xperia Z 🙂
Oomm… sama banget kejadian pindah gate di Terminal 1 itu… Saya pergi di awal Juni kmrn. Tampilan di layar ga bisa dipercaya. *sigh*
Mana first flight pulak. Sriwijaya Air emang aga ajaib dah.
But so far, Malang memang ok. Masih banyak yang bisa dieksplor kalau kesana lagi. Next time mau sempetin ke BNS ah. Kmrn ga sempet kesana soalnya dilanjut ke Bromo.
Thank you for the kind info. Foto-fotonya sungguh menarik
reportasenya lengkap banget, jadi beneran ke malang adalah prioritas buat liburan berikutnya nih, thank for the sharing infonya ya.
Sama2 Anita. Katanya ada museum mobil antik baru di Batu, namanya Museum Angkut. Jangan lupa dicek juga 🙂
ok, museum mobil antik ya? ntar googling deh, btw, butuh berapa hari buat explore jatim park dan eco park? dan BNS itu ada setiap malam or malam minggu aja ya?
Artikel yang sangat menarik untuk dibaca, ditunggu postingan selanjutnya.
Dari Wisnu Transport, http://travelmalangindo.blogdetik.com/, Flexi 0341 542 1672
yaduh oom begitu baca, saya jadi gatel pengen ngasihtau kalo bakso yang makan itu… bukan.. bakso.. pak man 😦 😦 itu namanya bakso pahlawan trip and trust me bakso pak man lebih enak lagi. cuma yagitu, lokasinya nyempil dan kalo buat turis emang gampangan ke ijen sih hehe x) mungkin next time ya om! 😀
Makasih ralatnyaaaa 🙂
Keren banget om ceritanya..
Hari ini ane kesana.. 😀